"Malupi
Merah Jambu" ..dongeng kecil kami tentang dunia nyata saya, kamu dan kita semua… Gelanggang Bulungan Jakarta |
|
Sekilas Tentang Kondisi Anak Perempuan, Prostitusi dan HIV/AIDS di Indonesia Tidak ada data akurat mengenai kondisi anak perempuan Indonesia. Namun bukan berarti kondisinya sudah cukup baik walaupun Indonesia adalah salah satu negara yang sudah meratifikasi Konvensi Anak PBB. Diperkirakan pada tahun 2000 – 2001 ini ada sekitar 8 juta anak SD yang tidak dapat menamatkan pendidikan SD-nya. Sementara jumlah murid SMP yang putus sekolah diperkirakan mencapai sekitar 6,5 juta anak. Kondisi ini terutama dipacu oleh krisis ekonomi, sosial dan politik yang berlansung hingga saat ini. Karena budaya dan pola pikir sebagian besar masyarakat masih menempatkan perempuan sebagai warga kelas dua, jumlah anak perempuan yang putus sekolah jauh lebih besar dibandingkan anak laki-laki. Anak-anak putus sekolah ini kemudian harus bekerja guna dapat terus hidup. Dunia pekerjaan yang dapat dimasuki anak perempuan sangat terbatas, dan sebagian akhirnya dipaksa menjadi pekerja seks. Saat ini diperkirakan ada sekitar 15.000 pekerja seks hanya di Jakarta. Sebuah jumlah yang dirasakan terlalu rendah dari kenyataan yang ada. Apalagi karena kondisi ekonomi yang terus memburuk, jumlah pekerja seks di Jakarta diyakini terus bertambah setiap harinya. Realitas pekeja seks perempuan ini terasa sebagai sebuah fenomena yang mengenaskan karena upaya pemerintah dan warga kota Jakarta sendiri yang terus berusaha menyangkal. Misalnya dengan menutup lokalisasi Kramat Tunggak atau tindakan main hakim masyarakat dengan membakar tempat-tempat yang dianggap maksiat. Sementara tidak ada upaya apapun untuk melihat inti permasalahan yang sebenarnya dan bagaimana bertindak secara manusiawi untuk menanganinya. Salah satu dampak realitas prostitusi yang berusaha ditutupi di Jakarta ini adalah sebagai vektor penghubung penyebaran HIV/AIDS. Sebagaimana diketahui HIV/AIDS adalah penyakit yang belum ada obatnya dan dapat menyebabkan kematian. Virus HIV pada mereka yang terinfeksi terutama terdapat di dalam darah, cairan sperma atau cairan vagina, sehingga dikatakan hubungan seksual adalah salah satu perilaku utama yang dapat menularkan virus ini dari mereka yang terinfeksi ke orang yang sehat. Kembali ke dunia prostitusi, jika ada pekerja seks yang tertular HIV, maka pekerja seks ini mendapatkannya dari tamu / pelanggan mereka. Selanjutnya pekerja seks tersebut akan menularkannya lagi pada tamu / pelanggannnya yang lain. Sayangnya siapa saja para pelanggan pekerja seks ini lebih tidak jelas lagi dan selalu terasa tabu untuk dibicarakan. Padahal jika 1 pekerja seks saja melayani 5 orang tamu setiap minggunya….paling tidak ada sekitar 75.000 laki-laki yang membeli pelayanan pekerja seks setiap minggunya. Berdasarkan data bulan Januari – Mei 2001 terdapat penambahan 282 kasus HIV dan 50 kasus AIDS. Sementara secara kumulatif dari April 1987 sampai dengan Mei 2001 terdapat 1454 kasus HIV dan 502 kasus AIDS. Dari jumlah tersebut 120 kasus (6,14%) adalah anak-anak di bawah usia 18 tahun. Harap diingat bahwa angka tersbut adalah kasus yang dilaporkan saja. Diperkirakan jumlah kasus yang sebenarnya adalah jauh lebih besar lagi.
|
|
profil | acara | pers | tiket | produksi |